Kisah Uwais AlQarni

Uwais AlQarni: Terkenal Di Langit Tak Terkenal di Bumi


Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,
rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,
kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada
tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli
membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut
yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan,
tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan
tetapi sangat terkenal di langit.

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti
ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru
dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata
Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah
dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan
karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang
dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan
menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai
macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,
memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,
karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya
seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari
mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari
mencuri”.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili
kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya
penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya
sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang
diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama
Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya
yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.
Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh
dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan
puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar
seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk
menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.
Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.
Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati
Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera
memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya
kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke
Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan
cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru
datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan
kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk
bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang
cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu
yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera
dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini
akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu
hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada
beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan
musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk
bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya
dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah
beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat
membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya
selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi
hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi
menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa
terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan
Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di
rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa
menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan
kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju
Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.
Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,
bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan
begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,
semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras
baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni
di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu
rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah
r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi
yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di
rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang
perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada
di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan
Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan
masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas
pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa
dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada
sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya
menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan
perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang
kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni
langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda
Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang
mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai
tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau
SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan
bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah
do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni
bumi”.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga
kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan
Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda
Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera
mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak
itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu
menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.
Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya
yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan
kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan
mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju
kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman,
segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan
menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan
bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di
perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi
menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada,
Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya
Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais
menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu
berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk
membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais,
sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban
itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah,
yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais
kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan
mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah
sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat
itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan
mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan
Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan
istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni
akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.
Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang
negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera
saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya
hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya,
biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar
beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh
Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab
bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus
dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami
sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin
berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan
selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami
memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di
atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai
waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu
kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah,
tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang
terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan
dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah !
“katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal
dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal
satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami
lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam,
sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu
orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban
asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah
nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di
kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim
oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah
kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?”
tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat
di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam,
tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya
dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan
seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang
tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah
pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan
tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan
ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada
orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika
orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada
orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan
dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan
untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
“ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari
mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat
penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah
tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah
orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa
pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.
Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya
orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan
orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan
ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais
al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang
tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba
dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan
penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah
kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya
mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk
mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman
mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi
tapi terkenal di langit

Misteri Kapal Nabi Nuh

Gambar-Gambar yg didakwa Bahtera Nabi Noh diatas puncak sebuah gunung di timur turki…Wallahualam... kite cume berharap supaya gambar-gambar ini adalah benar....
Saya meletakkan gambar ini untuk menyedarkan kita semua, khususnya umat islam yang sering lupa akan tentang kebesaran Allah. Jadi sama-samalah kita menghayatinya...



















Di sebuah gunung yg sentiasa diselimuti salji yg terletak di Timur Turkey, tersembunyi sebuah misteri ‘berharga’ yang berusia lebih 5000 tahun Peninggalan sejarah yg maha berharga itu bukan saja menarik minat para pengkaji sejarah malah pihak perisik US seperti CIA/KGB pun cuba menyelongkar. Pihak2 CIA telah menggunakan satelite dan pesawat ‘Stealth’ utk mengambil gambar objek yg terdampar di puncak gunung itu. Gambar2 itu telah menjadi ‘rahsia besar’ dan disimpan rapi dgn kawalan yg ketat bersama dgn ‘rahsia2′ penting yg lain di Pentagon. Sudah beratus2 org cuba mendaki Gunung Aghi-Dahl yg bermaksud ‘Gunung Kesengsaraan’atau dgn nama petanya iaitu Mount Ararat, namun hanya beberapa2 kerat saja yg berjaya.Yang sebahagian besarnya selebihnya hanyalah menjadi korban. Sehingga ke hari ini, cuma ada beberapa orang pendaki shj yg berjaya sampai ke puncak Mt.Ararat dan dapat menyaksikan dgn mata kepala sendiri kesan artifak peninggalan purba yg ‘mahaberharga’ itu.
Ada sesetengah pendaki dapat mengambil gambar. Apa yg masih menjadi tanda tanya,kesemua orang2 yg berjaya membawa balik gambar tersebut telah ditimpa berbagai2 bencana. Ada diantara mereka telah dibunuh dgn penuh misteri.Hanya semata2 kerana gambar tersebut. Memang ramai org yg telah mengambil gambar kesan sejarah ‘Noah’ itu telah mati misteri. Soalnya sekarang, mengapakah ‘kuasa2 besar’ mahu merahsiakan gambar peninggalan lama itu dan menyimpannya di tempat2 rahsia tentera ?. Mengapa mereka tak mau mengesahkan bahawa peninggalan ‘Noah’ benar2 ada di puncak Mt .Ararat itu ? Pada masa yg sama mereka juga menafikan bahawa itu sebenarnya adalah The Great Noah Ark ! Pyramid Sphinx di Giza sendiri pun telah tertimbus dalam pasir selama lebih kurang 2000 tahun sebelum dijumpai,kerana selama itu orang menafikannya. Samalah The Great Noah Ark tu pun.Ia tertimbus di bawah salji selama hampir 5000 tahun dan selama 5000 thn itu jugalah misteri itu sedang menunggu masa utk dibongkar.
Sebenarnya, zaman Nabi Noah AS dulu tidaklah seprimitif yg kita semua bayangkan. Hakikatnya pada zaman itu mereka dah maju ke depan. Pengetahuan Sains mereka dah maju pada masa itu. Di kaki Mount Ararat itu sahaja pun, Para Pengkaji dan Scientist Russia telah menemui lebih kurang 500 kesan artifak bateri elektrik purba yg digunakan utk menyadurkan logam. Mengikut kiraan ahli anstronomi secara berkomputer.Noah AS mula membina bahteranya pada tahun 2465 B.C dan hujan mula turun pada tahun 2345 B.C Rupa bentuk The Great Noah Ark itu sebenarnya tidak sama dengan bentuk kapal laut yang ada didunia sekarang.
Mengikut para pendaki yg pernah melihat “Noah Ark” di puncak Mt.Ararat itu, Noah Ark memang sebuah bahtera besar yg cukup hebat. “Noah Ark” itu diperbuat drp spesis kayu purba yg memang sudah tidak ujud lagi di dunia ini. Ia diselaputi syelek, bebentuk ‘kotak kasut’, tidak cantik, tapi sangat berfungsi. Ia telah dibina seluas 300 cubit X 50 cubit X 30 cubit.Untuk pengetahuan anda cubit itu adalah satu kiraan jarak panjang diantara siku dgn jari yg digunakan oleh orang2 zaman dahulu. Bersamaan 18 inchi bagi 1 cubit, bermakna panjang “Noah Ark” ini adalah lebih kurang 450 kaki,75 kaki lebar,45 kaki tinggi. Ada juga Para Pengkaji berpendapat,”Noah Ark” berukuran satu dan satu setengah padang bola. Bumbung bahtera itu pula adalah seluas 20 padang bola keranjang. Keluasan dalamannya cukup utk memuatkan 170 gerabak ketapi. Ia memerlukan sebanyak 9000 hingga 13000 batang balak utk membinanya. Dan dianggarkan seberat 4,100 tan.
Hari ni terdapat lebih kurang 1,072,000 haiwan dari pelbagai spesis di dunia ini.Mengikut kajian Dr.Whitcomb, dianggarkan kira2 3,700 binatang mamalia, 8600 jenis itik/burung,6300 jenis reptilia,2500 jenis amfibia yg menaiki The Great Noah Ark itu.Berat kargo/muatan bahtera itu mungkin lebih kurang 24,300 tan.
Di sebalik fakta saintifik, anda perlu ingat: Perumpamaan Ahlul Baytku ibarat Bahtera Nuh.Sesiapa yang ikut berlayar bersamanya dia akan selamat, dan sesiapa yang enggan dan terlambat, dia akan tenggelam. (Ibnu Hajar, Zawaid Musnad al-Bazzar, hlm.277;Al-Tabrani, al-Mu’jam al-Kabir, Juzuk I, hlm.168)
The Great Noah Ark ini berada di Mt.Ararat, dimanakah agaknya ia dibina dan berapa jauhkah ianya telah belayar ? Mengikut seorang pengkaji ‘Noah Ark’ ini, bahtera itu telah dibina disebuah tempat bernama Shuruppak, iaitu sebuah bandar yg terletak di selatan Iraq. Jika ia dibina di selatan Iraq dan akhirnya terdampar di Utara Turkey ini bermakna ianya telah ditolak arus sejauh 520 batu. Mount Ararat Mt.Ararat ini bukan sebarang gunung. Ia adalah sebuah gunung yg unik. Antara salah satu keunikan yg terdapat pada gunung ini ialah, pada setiap hari akan muncul pelangi pada sebelah utara puncak gunung itu.
Mt.Ararat ini ialah salah satu gunung yg mempunyai kemuncak yg luas di muka bumi ini. Ia adalah gunung yg tertinggi sekali di Turkey.Gunung ini tegak sendirian dgn kemuncak dipanggil Ararat Besar dgn ketinggian 16,984 kaki.Bersententangan dgn sebuah lagi kemuncak gunung yg dipanggil Ararat Kecil setinggi 12,806 kaki menegak naik dari Bayazit Orang yg menaiki gunung ini akan dapat melihat 3 negara iaitu “Russia,Iran,Turkey”. Kedudukan Mt.Ararat yg sememangnya strategik itu telah membuatkan ia menjadi rebutan banyak negara pada suatu masa dahulu.
Kalau kita tengok CNN hari ni pun masih ada lagi perebutan sempadan antara tentera Turkey vs Puak2 Guerilla Qurdish yg mahukan kemerdekaan dari kr’jaan Turkey. Keluasan dasar [bawah] Mt.Ararat itu kira2 25 batu garis pusat.Garispusat kemuncaknya pula 17 hingga 22 batu persegi ditutupi air batu setebal kira2 200 kaki. Ketulan2 air batu sentiasa jatuh dan tersilap langkah akan terjatuh jatuh ke dalam jurang Ahora. Gambar : Sebahagian Bahtera Nabi Nuh AS dilitupi salji. Sebuah ‘anchor’ purba yg besar telah ditemui di Khairouan, Tunissia. Menurut pengkaji, sauh itulah yg digunakan oleh ‘Noah Ark’ semasa berlabuh di puncak Mt.Ararat.
Sebuah ‘batu nisan’ yg didakwa kepunyaan nabi Noah AS telah dijumpai di Mt.Lebanon di Syria. Batu nisan itu berukuran 120 kaki panjang. Pada tahun 1917,Maharaja Russia Tsar Nicholas II telah menghantar sejumlah 150 org pakar pelbagai bidang yg terdiri dari jurutera, saintis dan tentera untuk mencari dan menyelidik The Great Noah Ark tersebut. Pasukan ekspedisi itu mengambil masa selama satu bulan utk sampai ke puncak Mt.Ararat itu.Segala penat lelah mereka berhasil kerana akhirnya berjaya menemui ‘Noah Ark’ tersebut. Dalam keadaan tergaman,kagum mereka mengambil gambar sebanyak yg mampu. Pasukan Saintis Russia itu cuba mengukur size ‘Noah Ark’ dan didapati ‘Noah Ark’ itu berukuran 500 kaki panjang,83 kaki lebar dan 50 kaki tinggi [bahagian selebihnya tenggelam didalam salji] Hasil dari siasatan itu telah dihantar pulang kepada Tsar, malangnya belum pun sempat laporan siasatan itu sampai ke tangan baginda, Perang Bolshevik Komunist (1917) meletus.
Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan General Leon Trotsky. Sehingga sekarang masih lagi belum diketahui samada segala ‘laporan siasatan’ itu masih disimpan atau dimusnahkan…
Dipetik dan diedit daripada SINI dan SINI

Surat Cinta Untuk Jiwaku

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercintaku yang insyaAllah tetap mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya, kerana hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandangan yang berbeza, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan keranaNya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah di mana keikhlasannya.

Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan kerana perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalanNya ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk roh-ku dan roh sahabat-sahabat tercintaku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu di manakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutin belaka, saat jasmani dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan.

Cuba lihat disana! Hatimu menangis dan meranakah?
Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabat tercintaku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketakwaan.

Padahal kita menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan. Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu sahaja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika menzalimi diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dariNya


"Ya..Allah yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada agamaMU, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu "


Wallahualam bisshawab Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalanpun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat- sahabat tercintaku.. ... Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah".


sumber : Halaqah

Sumber: www.iluvislam.com

Dakwah Memerlukan Bekalan


Setiap musafir memerlukan bekalan jika seseorang musafir itu mahu meneruskan musafirnya.
Bekalan yang sangat perlu dalam perjalanan dakwah ialah :
  1. Iman yang teguh
  2. Taqwa kepada Allah
  3. Sahabat-sahabat yang baik
  4. Sahabat-sahabat yang memberi tunjuk ajar
  5. Sahabat-sahabat yang menghidagkan segala pengalaman-pengalaman dan percubaan-percubaan

Dengan adanya 5 perkara di atas ini, insyaallah kita akan mendapat satu kekuatan dan tenaga baru serta menguatkan lagi iltizam dan cita-cita serta menjauhkan kita dari segala bentuk penyelewengan, kesilapan dan kesalahan.

Bekalan iman dan taqwa inilah yang akan memancarkan segala matair kebaikan dari lubuk hati, melahirka segala daya dan tenaga, memupuk ketinggian cita-cita, menambahkan keazamaan dan kemahuan seterusnya memudahkan gerakan langkah , meringankan tarikan, melintasi segala rintangan, menjauhi segala kesalahan dan menerangi segala petunjuk di sepanjang jalan.

Dengan ini lahirlah :

  1. Kebenaran
  2. Jiwa-jiwa yang ikhlas
  3. Penuh kesungguhan
  4. Tahan lasak

Perkara pertama sebagai bekal di jalan dakwah ini adalah merasa-rasa kehadiran Allah. Allah sentiasa bersama kita dalam setiap langkah, di kala aktif maupun pasif, malah Allah ada sentiasa bersama kita di dalam setiap detik. Bagi siapa yang sentiasa merasa penyertaan Allah, dia tidak akan merasa kekurangan sesuatu dan bagi siapa yang dibiarkan oleh Allah keseorangan sudah tentulah ia akan terus sesat dan akhirnya akan terus hilang di pertengahan jalan dakwah.

Firma Allah :

Dan bersabarlah, dan tiadalah kesabaranmu itu kecuali kerana Allah dan janganlah merasa dukacita ke atas mereka dan janganlah kamu merasa susah dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang bertaqwa dan berbuat baik.

Alat tulis


"kakak nak pergi mana malam-malam ni ? "
"nak pergi bawak kereta. " pendek kakak menjawab. Timbul dalam kepala ana. " kenape kakak nak bawak kereta malam-malam sedangkan ayah tengah melayari internet".
" kakak tipu kut...." bisik hati ana. Ana tanya lagi " kakak nak pergi mana?"
kali ini kakak menjawab " nak pergi angsana, beli buku." Serentak selepas itu kedengaran suara adik-adik yang lain menyahut "NAK IKUT!!!".
Ana cuma tersenyum melihat kerenah adik -adik. Akhirnya yang ayah izinkan untuk ikut cumalah adah, adik ana yang ketujuh.
setelah 1 jam mereka keluar, fauzan merungut kepada umi " umi, kul bape ayah nak balik... kenape lambat sangat... mesti pergi makan kat KFC aye dah lapo ni..."
umi menjawab "mana umi tahu , lagi pun beli buku kan lama... nak pilih lagi, nak cari lagi, mestilah lambat.
Fauzan hanya membisu tanda hormat.
30 minit kemudian mereka pulang . Adah masuk rumah dengan tangannya memegang brg plastik.
Fauzan bersuara " adah ade ape dalam plastik tu?" " ade pembaris, pensil, pemadam...." jawab adah gembira.
"bukan ke adah dah ade semua benda tu ?" Mussab menyampuk.
"pemadam adah dah kecik..." jawab adah pendek." mussab menjawab " ala kan boleh gune lagi, mengade-ngade la tu...."
"Tak pe la... adah tu kan kecik lagi, mussab mengalah la sikit..." mussab membisu.
Rasulullah kan dah ajar kita supaye menggalah dengan orang yang lebih muda. Mussab dah besar kan?
"tul juga, mussab dah besar... mussab kenelah mengalah tul tak abang?" tanya mussab.
"betul tu" jawab ana ringkas.

Akhi Fateh Hakiim


Kitab Suci


"Faiz Al-Quran". Aiman dari tingkatan empat mengusik ana dengan nada perli.
ana hanya mampu tersenyum.
Ana tahu kenape Aiman menggelar ana sedemikian.Sebabnya,setiap kali ana pergi ke mana-mana,walaupun
ketika aktiviti sukan sekalipun ana membawa Al-Quran.
"adakah dia merasa pelik dengan tindakan ana?" hati ku berkata.
"adakah salah tindakan ana ni?"ana hanya menyoal di dalam hati.
"takpe la...kalau ana bawak pun ape salah nye kan..."
"lagi pun kat akhirat nanti kita dapat syafaat dari Al-Quran,tul tak?"ana menjawab.
setelah beberapa hari aiman menggelar ku seperti itu,itu lah jawapan yang keluar dari mulut ku
berdasarkan ilmu yang ada.
aiman hanya mampu tersenyum apabila mendengar jawapan ku itu.

Pesan Nabi

"Tidak satu hari pun,apabila seorang hamba memulakan harinya melainkan dua malaikat turun,salah satu dari keduanya mendoakan:"ya Allah berilah ganti kepada orang yang menginfakkan(hartanya)"dan seoramg lagi malaikat mendoakan:"ya Allah,berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan(infak)"

~Hadis riwayat bukhari~

Sahabat Sejati


Aiman, Irayad,
Terima kasih kerana menjad i teman yang dapat membimbing ana ke arah yang benar.
Antum dah banyak bantu ana sama ade dalam susah atau senang.
"Irsyad, ana rase takut la nak naik sekolah..." ana merintih kepada irsyad.
"kenape pulak?" irsyad bertanye...
"tak la...anta ingat tak sebelum cuti hari tu...
mase hari last sekolah..."
kan ade sportcheck..."
"dah tu kenape ana tak paham "irsyad bertanya.
"kelas kite kan ramai budak bawak handfone .kan diorang syak ana
bagi tau ustazah yang diorang bawak handfone. "ana menjawab.
"pastu kan miqdad dengan geng die tarik ana"
"ana tengok dieorang macam tak nak layan ana, lagi-lagi Adam".
"ala anta tak yah la nak pikir sangat... buat macam biase je "irsyad memujuk.
"ok lah... insyaallah ana try"